Sejarah Of Asrama Al-fajar


    Pada tanggal 15 Januari 1956, bersama masyarakat dan para santri Mukhtar mendirikan Asrama dan di namainya dengan Al-fajar. Tanggal ini dicatat sebagai hari lahirnya Asrama-Alfajar di pesantren Darussalam Blokagung. Pada awalnya asrama ini di huni santri yang berasal dari jember, seiring berjalanya waktu dan semakin banyak para santri dari kendal semarang. Pada masa itu asrama al-fajar sangat sekali berjaya, Pengajaran Ihya’ `Ulumuddin menjadi andalan dan terkenal dihububgkang dengan KH Mukhtar Syafaat kepada warga asrama Al-fajar. Lantas, tak heran jika santri jebolan Pondok persantren Darussalam Khusunya yang Menetap Di asrama Al-Fajar ini bayak sekali yang menjadi orang, hehe maksudnya bukan beermula dari wujud lain, trus menjadi orang, maksudnya yakni sukses menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain, setelah turun di masyarakat. Ini dikarenakan sang pemegang tongkat estafet Kiyai Mukhtar Syafaat Abdul ghofur sang kiyai yang terkenal dengan Pengajian Ihya’-nya dan tak itu juga, Sang kiai sendiri juga seorang pengamal Hizb Nashr.


Pada tahun 1953, KH. Mukhtar duduk di Syuriyah Ranting NU Gambiran. Tahun 1956  dia duduk di Syuriyah MWC NU Gambiran.

Pada tahun 1962-1965, tempat pengajian KH. Mukhtar di pesantren Blokagung menjadi tempat berkumpul orang-orang PKI yang ingin minta perlindungn. Meskipun di lapangan sang kiai menjadi musuh kader-kader PKI, KH. Mukhtar sendiri memilih melakukan pendekatan persuasif.

Pengaruh KH Mukhtar Syafaat semakin diakui di Banyuwangi. Pada tahun 1978, pesantren Blokagung resmi menjadi yayasan. KH. Mukhtar pada tahun 1980 menjadi anggota PCNU Banyuwangi.

Pada 1986 dia diangkat sebagai musytasyar PCNU Banyuwangi. Bersamaan dengan pengaruhnya yang besar, pesantren Blokagung kemudian berkembang semakin besar pula.

Pada saat sekarang, pesantren Blokagung telah mengembangkn dua jenis pendidikan: pertama, ada di bawah nagungan Diknas (yaitu TK, SDI, SMP Plus, SMK, dan STIB; kedua, ada di bawah naungan Depag (yaitu MTs, MA, daan STIDA). Murid-muridnya semakin banyak. Tidak kurang dari ratusan alumninya telah mendirikan pesantren di berbagai daerah. Sementara ribuan alumninya tersebar di berbagai pelosok Indonesia.

KH. Mukhtar sendiri meninggal pada 2 Februari 1991. Umurnya saat itu mencapai  72 tahun. Pesantren Blokagung kemudian diteruskan oleh anak-anaknya dari dua istrinya, Ny. Mariyam dan Ny. Musrifah. Di antara penerusnya adalah KH. Ahmad Hisyam Syafaat, KH. Ahmad Hasyim Syafaat, dan lain-lain. (Nur Kholik Ridwan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar